Lawakan tunggal

Sumber: @standupshow

Seperti judul lagu lawas dari Vina Panduwinata, bulan September tahun 2011 ini tampaknya dipenuhi dengan keceriaan karena munculnya dua acara lawak baru. Pada hari Kamis (15/09) yang lalu, MetroTV telah meluncurkan suatu acara baru dengan nama “Stand-up Comedy Show” yang tayangan perdananya menampilkan @solehsolihun, @miund, dan @st_agustaf. Saluran televisi baru, KompasTV, juga rencananya akan menayangkan kompetisi “Stand Up Comedy Indonesia” mulai tanggal 24 September nanti dengan pembawa acara @pandji dan @radityadika serta juri @masbutet, @Indro_Warkop, dan @astreedtiar1207. Saya duga sebentar lagi saluran-saluran televisi lain juga akan mengadakan acara serupa karena tampaknya ada semangat solidaritas yang kuat antarstasiun televisi Indonesia untuk membuat program acara dengan genre yang serupa.

Lanjutkan membaca “Lawakan tunggal”

Swakriya

Pada sekitar dasawarsa 1950-an, dengan didorong oleh kebutuhan penghematan, banyak orang di Amerika Serikat berusaha untuk mengerjakan sendiri proyek perbaikan rumah mereka. Istilah “do it yourself”, atau disingkat DIY, muncul untuk merujuk pada kegiatan yang dilakukan oleh para amatir tanpa pelatihan profesional ini. Sejak itu, istilah yang awalnya hanya merujuk pada kegiatan pertukangan ini meluas meliputi berbagai kegiatan seperti pembuatan buku, rekaman musik, dan kerajinan yang dilakukan sendiri. Istilah-istilah turunan seperti DIYer (pelaku DIY), DIY store (toko yang menjual peralatan DIY), dan DIY culture (budaya DIY) pun bermunculan.

Lanjutkan membaca “Swakriya”

Macet dan mogok

Hari Minggu pagi saya mendusin karena Arka (6 tahun), anak saya, membangunkan dengan raut muka panik, “Yah, iPad-nya gak mau nyala.” Seperti biasa, setiap pagi ia selalu menyempatkan diri untuk memeriksa restoran, toko kue, kota, kerajaan, dan pertaniannya. Pagi ini, ia panik karena setelah melaksanakan tugasnya tersebut tiba-tiba iPad-nya tidak bisa lagi dinyalakan. Menurutnya, status baterai masih 80%, jadi masalahnya bukan karena baterai habis.

Setelah beberapa lama mencoba berbagai cara untuk menghidupkan kembali gawai (gadget) tersebut, saya memutuskan untuk membawanya ke iBox Ratu Plaza, pusat servis Apple terdekat dari rumah saya. Dengan ramah petugas di sana menerima saya dan saya melaporkan, “Mbak, iPad saya macet.” Sambil mendengarkan penuturan saya tentang penyebab macetnya iPad saya, Sang Petugas dengan santai mencolokkan kabel pengecas baterai dan lambang buah apel terkenal itu pun muncul di layar. Dalam waktu kurang dari satu menit masalah sudah terpecahkan!

Lanjutkan membaca “Macet dan mogok”

Komputasi sarwega

Dalam bahasa Inggris, kata sifat (adjektiva) ubiquitous bermakna “ada di mana-mana” dan merupakan sinonim dari kata omnipresent. Menurut Online Etymology Dictionary, kata ini pertama kali dipakai pada tahun 1837 dan dibentuk dari ubiquity + -ous. Kata benda (nomina) ubiquity sendiri berasal dari bahasa Latin ubique yang bermakna “di mana-mana”. Salah satu penggunaan awal kata ubiquitous ditemukan dalam karya terkenal Herman Melville, Moby Dick (1851).

One of the wild suggestions referred to, as at last coming to be linked with the White Whale in the minds of the superstitiously inclined, was the unearthly conceit that Moby Dick was ubiquitous; that he had actually been encountered in opposite latitudes at one and the same instant of time.

Kata ini belakangan banyak dipakai dalam konsep-konsep modern seperti ubiquitous computing, ubiquitous learning, ubiquitous city, dll. Semua konsep itu kurang lebih menggambarkan keberadaan sesuatu di mana-mana atau kemudahannya untuk diakses karena dapat ditemukan di mana-mana. Lantas, apa kira-kira padanan ubiquitous yang ringkas dan unik dalam bahasa Indonesia?

Lanjutkan membaca “Komputasi sarwega”

Perintis

startup Dalam istilah bahasa Inggris, startup company adalah suatu perusahaan yang memiliki riwayat operasi terbatas—umumnya karena baru berdiri—serta berada pada tahap pengembangan dan riset pasar. Istilah ini menjadi populer pada masa gelembung dot-com (1998—2000), sewaktu banyak perusahaan dot-com bermunculan, terutama dalam bidang teknologi tinggi. Orang-orang yang terlibat dalam pembuatan perusahaan tersebut sering disebut sebagai startuper, yang umumnya terdiri atas wiraswasta (entrepreneur), pemodal ventura, rekayasawan perangkat lunak, pengembang web, dsb.

Belakangan, istilah ini mulai banyak digunakan di kalangan khalayak internet Indonesia, terutama melalui berbagai artikel yang dimuat di Daily Social dan Navinot. Mungkin karena belum ada padanannya pada Glosarium Pusat Bahasa, istilah ini tidak diterjemahkan dan tetap ditulis dengan istilah bahasa Inggrisnya; kadang dengan huruf miring sesuai dengan aturan penulisan istilah bahasa asing, kadang tidak. Sudah waktunya kita mencari padanan istilah ini dalam bahasa Indonesia.

Lanjutkan membaca “Perintis”