“Pertemuan itu diikuti empat negara, antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei.” Tampaknya tidak ada yang salah dengan kalimat itu. Padahal, penggunaan kata antara lain di sana keliru. Kata yang mestinya dipakai ialah yaitu karena kalimat itu memberikan daftar lengkap. Tulisan ini mendedahkan perbedaan penggunaan kata pemerinci (seperti antara lain dan yaitu) dari beberapa aspek.
Lengkap atau Tidak Lengkap
Kata atau frasa yang dipakai untuk memerikan suatu daftar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pemerinci lengkap dan pemerinci tidak lengkap. Kata pemerinci lengkap diikuti oleh semua anggotanya. Contoh pemerinci lengkap adalah terdiri atas, mencakup, meliputi, yaitu, dan yakni. Contoh kalimat yang memberi daftar lengkap adalah “Pertemuan itu diikuti empat negara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei.”
Kata pemerinci tidak lengkap hanya diikuti oleh sebagian anggotanya. Contoh pemerinci tidak lengkap adalah antara lain, seperti, contohnya, dan misalnya. Contoh kalimat yang memberi daftar tidak lengkap adalah “Pertemuan itu diikuti banyak negara, antara lain Indonesia dan Singapura.”
Kata pemerinci lengkap dapat diikuti oleh daftar yang ditutup dengan frasa dan sebagainya, dan lain-lain, atau dan seterusnya. Frasa-frasa ini tidak dapat dipakai setelah kata pemerinci tidak lengkap. Contoh kalimat yang salah adalah “Saya membeli banyak perabot baru, antara lain meja, kursi, dan sebagainya.” Frasa dan sebagainya mestinya tidak dipakai: … antara lain meja dan kursi.
Sebagainya, Lain-Lain, atau Seterusnya
Frasa dan sebagainya digunakan untuk menyatakan perincian lebih lanjut yang bentuknya sejenis, misalnya “Generasi milenial aktif pada berbagai media sosial, yaitu Facebook, Twitter, dan sebagainya.” Frasa dan lain-lain digunakan untuk menyatakan perincian yang beragam, misalnya “Asap tebal di Jakarta berasal dari kendaraan bermotor, cerobong pabrik, dan lain-lain.” Frasa dan seterusnya digunakan untuk menyatakan perincian yang berjenjang atau berkelanjutan secara berurutan, misalnya “Para siswa diminta mempelajari buku Matematika dari Bab I, II, dan seterusnya.”
Penilaian apakah suatu daftar terdiri atas butir yang sejenis atau beragam kadang bersifat subjektif. Suatu daftar lebih umum dianggap terdiri atas butir yang beragam. Oleh sebab itu, dan lain-lain lebih galib dipakai daripada dan sebagainya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Badan Bahasa Edisi Kelima (KBBI V) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) mencantumkan singkatan dsb. (dan sebagainya), dll. (dan lain-lain), dan dst. (dan seterusnya). Tidak ada larangan untuk memakai singkatan tersebut, tetapi beberapa lembaga pendidikan secara eksplisit melarang penggunaannya pada karya ilmiah yang diterbitkan melalui mereka.
Tanda Baca
Ketika dipakai, singkatan dsb., dll., dan dst. perlu diakhiri tanda titik. Jika singkatan semacam itu berada pada akhir kalimat, tanda titik pengakhir singkatan lebur dengan tanda titik pengakhir kalimat sehingga hanya satu tanda titik yang diperlukan; bukan dua. Contoh: Pertemuan itu diikuti banyak negara, yaitu Indonesia, Singapura, dll. Perhatikan hanya satu titik yang dicantumkan pada akhir kalimat itu.
Satu lagi kekeliruan yang sering terjadi dalam kaitannya dengan kata pemerinci adalah penggunaan tanda titik dua (:). Tanda baca ini tidak dibubuhkan setelah kata pemerinci karena kalimat yang terbentuk sebelum kata itu belumlah berupa kalimat lengkap. Contoh yang salah: Pertemuan itu diikuti empat negara, yaitu: Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei. Tanda titik dua setelah yaitu tidak diperlukan.
Catatan: Tulisan ini pernah dimuat di rubrik “Lingua” Jawa Pos pada akhir 2018 dan dimuat kembali di sini dengan sedikit perubahan.
Sangat bermanfaat…
Hm… Uda, kenapa yang bisa ditambahi kalimat dsb dan dll. itu justru pemerinci yang lengkap? Bukankah seharusnya karena kalimatnya sudah lengkap, kalimatnya tidak memerlukan tambahan lagi?
Ambil contoh kalimat ini: Generasi milenial aktif pada berbagai media sosial, yaitu Facebook, Twitter, dan sebagainya. Kata pemerinci lengkap “yaitu” menuntut daftar harus lengkap, sedangkan penulis malas mencantumkan semua. Agar lengkap, digunakanlah “dan sebagainya”. Frasa itu mewakili “Instagram, YouTube, Line, …”.
Ada sedikit salah ketik sepertinya, Uda. Paragraf terakhir di sub judul ‘Sebagainya, Lain-Lain, atau Seterusnya’, dsb. (dan seterusnya) harusnya dsb. (dan sebagainya).
Terima kasih. Sudah saya koreksi.
Maaf pak, kok pemerinci ngga ada di KBBI ya?
Itu turunan dari kata “perinci”. Tidak semua bentuk turunan dicantumkan di dalam KBBI. Terlalu banyak kalau semua mesti dimasukkan.
Kak kalau di bagian numbering misalnya
a) Staff Merchandiser
Dibagian akhir setelah kata merchandiser diberi titik atau tidak ya ka?