Kapitalisasi adalah penulisan kata dengan menggunakan huruf besar (huruf kapital) untuk huruf pertamanya dan huruf kecil untuk huruf lainnya. Ada dua jenis kapitalisasi utama, yaitu kapitalisasi kalimat (sentence case) dan kapitalisasi judul (title case). Aturan kapitalisasi kalimat sederhana: kapitalisasikan kata pertama, nama diri (misalnya nama orang, nama lembaga, dll.), dan kata lain yang dikapitalisasi berdasarkan aturan lain (misalnya singkatan MPR). Aturan kapitalisasi judul sedikit lebih pelik.
Lanjutkan membaca “Kapitalisasi Judul”
Kategori: Bahasa
Namun, tetapi, dan tapi
Kata sambung namun, tetapi, dan tapi digunakan untuk menunjukkan pertentangan atau perlawanan. Ketiga konjungsi ini kerap saling dipertukarkan dalam penggunaannya. Sebenarnya, ada perbedaan arti dan penggunaan ketiga kata ini.
Lanjutkan membaca “Namun, tetapi, dan tapi”
Pemutakhiran KBBI Oktober 2019
Sudah menjelang pergantian hari, tetapi saya masih belum pulih seratus persen dari sakit. Meski demikian, target menulis tiap hari tetap harus saya penuhi. Tak elok kalau terlewat walau sehari. Semangat bisa kendur karenanya. Oleh sebab itu, izinkan saya untuk merangkum beberapa tulisan saya tentang pemutakhiran KBBI Oktober 2019 di beberapa media sosial sebagai bahan tulisan hari ini.
Akut dan Kronis
Saya sakit sejak Sabtu. Flu biasa, tetapi lumayan membuat tidak berdaya. Untunglah tulisan untuk Sabtu dan Ahad sudah saya siapkan sebelumnya. Tadinya saya pikir Senin ini saya sudah sembuh. Ternyata belum. Karena sudah bertekad menulis tiap hari, saya mau menulis satu hal yang sederhana, tetapi masih sering tertukar, yaitu perbedaan kata sifat “akut” dan “kronis”.
Lima Aspek Wacana
Tujuan akhir memupuk keterampilan bahasa adalah agar dapat menyampaikan wacana dengan baik. Wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap yang diwujudkan dalam bentuk lisan (obrolan, pidato, presentasi, dll.) ataupun tulisan (pesan singkat, artikel, laporan, dll.). Suatu wacana memiliki suatu topik yang dibahas secara berkesinambungan, kohesif, dan koheren sepanjang tuturan atau tulisan wacana tersebut. Berdasarkan pengalaman saya mengajar keterampilan bahasa untuk berbagai jenis wacana, ada lima aspek yang perlu diperhatikan untuk dapat menyampaikan suatu wacana dengan baik, yaitu tujuan, bahan, sistematika, media, dan format.
Lanjutkan membaca “Lima Aspek Wacana”
Milenial, Kata Tahun Ini 2019
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menetapkan kata “milenial” sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2019 melalui taklimat media (media briefing) pada 6 Januari 2020. Penetapan KTI itu merupakan yang pertama bagi Badan Bahasa. Sementara itu, dalam bahasa Inggris, Oxford University Press memilih “climate emergency” sebagai Word of the Year (WOTY) 2019, sedangkan Merriam-Webster menentukan “they” sebagai WOTY 2019. Sebagai tambahan, warganet Twitter negara +62 mendaulat “ambyar” sebagai #KataTerpopuler 2019.
Lanjutkan membaca “Milenial, Kata Tahun Ini 2019”
Keterampilan Bahasa Praktis di Dunia Kerja
Tanpa keterampilan bahasa, si Pintar tampak dungu. Sebaliknya, si Dungu tampak pintar dengan bermodal lidah yang fasih atau pena yang tajam. Ketika memasuki dunia kerja, seseorang harus dapat mengungkapkan gagasannya dengan efektif. Dari empat keterampilan bahasa dasar (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), ada empat keterampilan bahasa praktis yang perlu dikuasai oleh seorang pekerja profesional, yakni membuat surat, menyusun laporan, menyajikan presentasi, dan melaksanakan rapat.
Lanjutkan membaca “Keterampilan Bahasa Praktis di Dunia Kerja”
Kata Pemerinci
“Pertemuan itu diikuti empat negara, antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei.” Tampaknya tidak ada yang salah dengan kalimat itu. Padahal, penggunaan kata antara lain di sana keliru. Kata yang mestinya dipakai ialah yaitu karena kalimat itu memberikan daftar lengkap. Tulisan ini mendedahkan perbedaan penggunaan kata pemerinci (seperti antara lain dan yaitu) dari beberapa aspek.
Lanjutkan membaca “Kata Pemerinci”
Perbedaan antara EYD dan EBI
Ejaan bahasa Indonesia berubah seiring dengan waktu. Perubahan terakhir terjadi pada 2015 dengan diterbitkannya Permendikbud 50/2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) itu menggantikan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang mulai berlaku pada 1972 melalui Keppres 57/1972 tentang Peresmian Berlakunja “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Selama masa 43 tahun berlakunya, EYD mengalami tiga kali revisi, yaitu melalui Kepmendikbud 0196/U/1975, Kepmendikbud 0543a/U/1987, dan Permendiknas 46/2009. Lantas, apa saja perbedaan antara EYD dan EBI?
Kata Terpopuler di KBBI Daring
KBBI Daring menyediakan data kata terpopuler berdasarkan pencarian pengunjung. Data yang hanya dapat dilihat pengguna terdaftar tersebut dikelompokkan berdasarkan kemasyhuran sepanjang masa, tahun ini, bulan ini, minggu ini, dan hari ini. Mari kita analisis data ini dengan mengabaikan kapitalisasi.