Dalam kenangan: Wirya Andara Lanin

Enam tahun yang lalu, 27 Juli 2002, anak pertama saya Wirya Andara Lanin (Iya), meninggal 7 jam setelah dilahirkan karena kelainan bawaan TGA yang menyebabkan tertukarnya pembuluh nadi yang menuju jantungnya. Jika ia masih hidup, saat ini ia dapat menjadi teman yang baik untuk Arka dan saat ini sedang bersiap untuk masuk sekolah dasar. Tapi sayang Tuhan kepadanya memang lebih besar daripada kami menyayanginya dan kami rela Iya dipeluk oleh Tuhan sambil menunggu kami datang untuk bermain dengannya kelak jika sudah sampai waktunya.

Puisi berikut ditulis oleh istri saya tercinta, Nanda, untuk buku doa 40 hari wafatnya Iya.

Anakku Sayang

Apa yang dapat kutuliskan
Untuk mengungkap kebahagiaanku
Menjadi ibumu?

Hari-harimu dalam kandunganku dulu
Adalah yang terindah dalam kehidupanku
Kita bermain, bercanda dan menyanyi bersama
Tendanganmu membawa rasa tentram, damai
Segalanya teramat menyenangkan
Seperti lagu cinta yang selalu menggema dalam kenangan

Namun waktu bergerak teramat cepat… terlalu cepat
Tak tercegah dan tak tertahan
Oleh semua tangan ciptaan

Dengan apa harus kucegah kesedihan
Bahwa saat telah datang bagimu
Untuk melanjutkan perjalanan abadi

Di beningnya air mataku
Aku akan selalu mengenangmu
Dan setulus kalbu mendoakan
Agar engkau tenang di sana
Dan kita berjumpa lagi
Bermain, bercanda, menyanyi lagi
Nanti..