Eureka! Demikian sorak saya dalam hati sewaktu menemukan artikel mengenai T-V distinction (pembedaan T-V) di Wikipedia bahasa Inggris. Artikel ini secara ilmiah menjawab dua pertanyaan saya, dan mungkin juga pertanyaan sebagian besar penutur bahasa Indonesia, tentang kata “Anda”: (1) mengapa ada pembedaan antara sapaan orang kedua formal dengan informal? (2) mengapa huruf “A” pada kata itu ditulis dengan huruf kapital?
Sejarah pembentukan kata “Anda” yang dipopulerkan oleh Pak Rosihan Anwar ini telah diuraikan oleh Pak ABS di milis Bahtera pada akhir tahun 2009. Menurut Pak ABS–yang mengenal Pak Rosihan secara pribadi dan mengikuti proses kemunculan kata “Anda” di koran Pedoman pada tahun 1958–kata ini lahir dari kata “andika“, sapaan hormat orang kedua; Tuanku. Bahwa kata ini diusulkan oleh seorang mayor penerbang dari Palembang atau berasal dari nama seorang penyanyi barangkali saja benar, tetapi kita butuh fakta sejarah autentik untuk membuktikan hal tersebut. Mengapa kata ini yang dipilih dan bukan kata yang lain? Saya pikir alasannya adalah semata pilihan sang pencipta kata yang kemudian diiakan oleh para penutur bahasa (pada zaman itu). Yang ingin saya uraikan di sini adalah jawaban dari dua pertanyaan pada alinea pembuka.