Kamus etimologi

Sejarah Indonesia dan Nusantara menunjukkan interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Bahasa Melayu, yang merupakan akar bahasa Indonesia, tak lepas dari pengaruh interaksi tersebut. Banyak kata bahasa Melayu yang diserap dari berbagai sumber: Sanskerta, Arab, Persia, Tionghoa, Portugis, Belanda, Jepang, dan Inggris. Sejak dicetuskannya istilah “bahasa Indonesia” pada tanggal 2 Mei 1926 oleh Muhammad Tabrani Soerjowitjitro, bahasa Indonesia pun melanjutkan penyerapan berbagai kosakata dari berbagai bahasa ini.

Penyerapan kosakata dari bahasa lain bukan hanya dilakukan oleh bahasa Indonesia. Hampir semua bahasa pasti melakukan hal tersebut, terutama terkait dengan interaksinya dengan bangsa lain yang mungkin membawa konsep baru yang belum bisa diperikan dengan bahasanya sendiri. Bahasa-bahasa dalam rumpun bahasa Indo-Eropa pun (mis. bahasa Belanda dan Inggris) banyak menyerap dari bahasa lain, baik di antara mereka sendiri (bahasa Yunani dan Latin paling banyak diserap) maupun dari rumpun bahasa lain.

Menurut Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa, 1999), sumber serapan terbesar bahasa Indonesia saat itu adalah bahasa Belanda (3.280 kata) yang diikuti oleh bahasa Inggris (1.610 kata). Sebagai bangsa yang pernah menjajah Indonesia cukup lama, tidak aneh bahwa bahasa Belandalah yang menjadi sumber serapan utama. Bahasa Belanda adalah bahasa yang paling banyak dikuasai oleh para cendekiawan dan ahli bahasa Indonesia saat itu.

Seiring dengan berjalannya waktu, bahasa Inggris semakin banyak dikuasai orang Indonesia dan digunakan sebagai basantara (lingua franca) dunia. Kiblat sumber pungutan bahasa Indonesia beralih dari bahasa Belanda ke bahasa Inggris secara perlahan. Kosakata baru bahasa Indonesia semakin banyak yang bersumber pada bahasa Inggris dan kosakata yang sudah ada pun dapat mengalami perubahan ejaan karena peralihan rujukan ini.

Peralihan ini kadang menimbulkan kebingungan bagi para penutur bahasa Indonesia, terutama kalangan muda yang familier dengan bahasa Inggris tapi asing dengan bahasa Belanda. Suatu kata bahasa Indonesia dipikir tepat karena sesuai dengan ejaan atau pelafalan bahasa Inggris padahal ternyata diserap dari bahasa Belanda. Contoh termutakhir adalah masalah kata atlet (dengan e taling) yang berasal dari bahasa Belanda atleet, bukan bahasa Inggris athlete (yang dilafalkan atlit).

Kamus Besar Bahasa Indonesia kita sangat sedikit mencantumkan informasi etimologi atau asal-usul suatu kata. Padahal informasi ini sangat penting untuk dapat memahami bagaimana bentuk baku suatu kata dan bagaimana pelafalannya. Untungnya, pada tahun 2008 telah terbit buku Loan-words in Indonesian and Malay dari KITLV yang sangat membantu pemahaman kita tentang etimologi kosakata kita. Malay Concordance Project (MCP) juga merupakan sumber penelitian etimologi yang sangat kaya bagi bahasa Indonesia.

Namun, saya yakin kita tetap butuh kamus etimologi khusus bahasa Indonesia untuk mendokumentasikan bahasa kita sendiri. Jika tidak, sejarahnya akan hilang ditelan waktu. Coba, siapa yang sekarang tahu dari mana asal kata ajojing, misalnya?

8 tanggapan untuk “Kamus etimologi

  1. senang saya membaca blog ini, sangat jarang orang2 membahas tentang bahasa dan etimologinya, padahal merupakan bagian sejarah….
    orang2 beranggapan jurusan bahasa/sastra aja yg patut belajar, tapi sesungguhnya masyarakat awam pun harus belajar…
    nice post… kapan2 sy akan sering berkunjung ke blog ini 😉

  2. Tidak usah sampai buat kamus barulah, cukup kamus yang ada dilengkapi dengan etimologi yang dibuat dalam tanda kurung untuk setiap lema; yang perlu bagi kita ialah etimonnya. Kalau Pusba sanggup, KBBI bisa disejajarkan dengn Webster’s.

    Pada edisi ke berapa ya?

  3. senang jika kamus etimologi itu segera ada, saya teringat waktu kuliah dosen saya selalu membuat kami tercengang dengan penjelasannya. kata yang sehari-hari kita gunakan ternyata ada sisi sejarahnya. yang membekas dalam ingatan saya adalah kata ‘saudara’ dan ‘boikot’. this is interesting!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s