Pindah ke rumah sendiri

Sumber gambar: YHTR

Sejak menikah pada tahun 2001, saya tinggal di rumah mertua. Pada awal tahun 2012, saya dan keluarga pindah ke rumah sendiri. Banyak hal yang biasanya tinggal kami terima beres kini harus kami urus sendiri, seperti menyiapkan perabot dan perlengkapan rumah, membeli keperluan rutin, dan membayar tagihan-tagihan rumah. Walaupun merepotkan dan menyita waktu, ternyata menyenangkan juga punya rumah sendiri.

Saat masih tinggal di rumah mertua tersebut, saya mulai merintis blog ini. Tak terasa lima tahun lebih telah berlalu sejak saya menerbitkan tulisan pertama — yang sangat pendek — di blog ini. Meskipun semangat menulis saya naik turun, sudah 220 tulisan yang berhasil saya terbitkan di sini sejak itu. Pada pertengahan tahun 2007 itu, saya memilih menginangi blog saya di wordpress.com karena lebih mudah ketimbang menyiapkan server sendiri. Ibarat menumpang tinggal di rumah orang, saya tinggal datang dan menggunakan fasilitas yang sudah disediakan oleh sang pemilik rumah maya ini.

Seiring dengan peningkatan kebutuhan, rumah tumpangan ini kian terasa tidak memadai. Banyak fasilitas yang tidak dapat saya sesuaikan dengan kebutuhan karena diberikan apa adanya oleh sang pemilik rumah. Maka, saya pun memutuskan untuk pindah ke rumah sendiri di http://ivan.lanin.org. Sama halnya dengan rumah di dunia nyata, pemindahan rumah maya dari “rumah kontrakan” di wordpress.com ke rumah sendiri pun merepotkan dan menyita waktu. Namun, saya yakin pilihan ini yang terbaik bagi saya.

Ini adalah tulisan terakhir saya di rumah kontrakan ini. Saya akan terus menulis tentang bahasa dan pemanfaatannya di rumah baru yang saya bangun dan urus sendiri. Meskipun rumah baru itu masih belum paripurna, sila berkunjung. Hidangan di sana mungkin sedikit berbeda dengan di sini, tetapi mudah-mudahan saya akan tetap dapat menjamu kawan-kawan dengan baik.

23 tanggapan untuk “Pindah ke rumah sendiri

  1. Saya, sudah sejak 1993 numpang tinggal di rumah orang lain–itu pun pindah tiga kali dari rumah berbeda–belum berani-berani juga untuk pindah ke rumah sendiri. Saya membutuhkan “ketegangan” lebih banyak, sepertinya.

    Selamat Uda Ivan. Selamat menempati rumah yang baru. Semoga betah, ya.

  2. Uda Ivan, selamat atas dua rumah barunya. Semoga semakin terus bisa membagi ilmu bahasanya. Kalau saja ada fans club Ivan Lanin, saya mungkin akan ajukan sebagai ketuanya, hahaha. Selamat potong tumpeng 🙂

  3. hehhehehe… migrasi ya pak ? asal tetap bermesin wp aja, g jauh jauh amat adaptasinya.. kalo ke lain platform .. harus ulang dari awal lagi.. selamat atas rumah barunya

  4. wah enak udah mandiri mas, gimana rasanya kalau aku bs gitu ya gak numpang sama mertua terus….huffff

Tinggalkan Balasan ke kantong kertas makanan Batalkan balasan