Klik

KBBI IV menambahkan homonim ketiga untuk kata klik dengan makna (1) kegiatan menekan dan melepas tombol pada tetikus komputer; (2) suara ‘klik’ pada kamera, tombol komputer, dsb. Kata serapan click dalam bahasa Inggris ini diturunkan menjadi mengeklik bila diberi awalan meN- karena dianggap memiliki satu suku kata (ekasuku). Dalam kaidah pengimbuhan bahasa Indonesia, kata dasar ekasuku mendapat swarabakti “e” saat diberi awalan meN-. Contoh lain pengimbuhan ekasuku ini adalah mengepelmengebom, dan mengecat.

Meskipun memiliki pola yang mirip karena sama-sama diawali oleh konsonan rangkap “kl” dan berasal dari serapan bahasa asing, kata klaim menjadi mengklaim (bukan mengeklaim) saat diberi awalan meN-. Ada dua kemungkinan: Lanjutkan membaca “Klik”

Kan

Beberapa hari yang lalu, saya mendapat pesan melalui pengolah pesan (messenger) BlackBerry dari adik perempuan saya: “Hari sabtu nanti uda kerumahkan?” Meskipun ini merupakan percakapan informal yang mungkin tidak perlu terlalu merisaukan masalah tanda baca (tanda koma setelah nanti) dan huruf besar (pada Sabtu dan Uda), saya agak resah dengan “kerumahkan”.

Lanjutkan membaca “Kan”

Sisipan

Sisipan atau infiks adalah imbuhan yang diberikan di tengah kata. Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., 2003, hlm. 235), ada empat sisipan dalam bahasa Indonesia, yaitu -el- (mis. telunjuk), -em- (mis. jemari), -er- (mis. gerigi), dan -in- (mis. kinerja). Keempat sisipan ini berfungsi membentuk kata benda (nomina) dan, menurut buku tersebut, sudah tidak produktif lagi.

Dalam buku Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia (2007, hlm. 62 & 76), Pak Harimurti Kridalaksana menguraikan lebih lanjut mengenai pola dan makna masing-masing sisipan sebagai berikut (Keterangan: A = adjektiva, N = nomina, V = verba).

Lanjutkan membaca “Sisipan”