ons

Ons senilai 100 gram berasal dari sistem metrik Belanda yang dibuat pada tahun 1820. Dengan diadopsinya sistem metrik internasional oleh Belanda pada tahun 1937, konversi 1 ons = 100 gram resmi dinyatakan tidak berlaku lagi walaupun kadang masih ditemukan secara informal.

Indonesia menyerap ini. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa ons adalah “satuan berat senilai 100 gram.” Di sekolah-sekolah pun murid diajarkan demikian. Kesulitan yang timbul kemudian, ada satuan massa lain yang disebut “ounce” (oz) yang menurut sistem avoirdupois setara dengan sekitar 28 gram. Tentunya, dengan model penyerapan pelafalan Indonesia, satuan ini pun disebut “ons”.

Perbedaan antara 100 gram dan 28 gram sangat jauh. Akan besar sekali akibatnya jika salah menerjemahkan “ons” misalnya dalam meracik obat atau membuat adonan makanan. “Jadi mana yang benar?” Pertanyaan itu saya ajukan ke milis Bahtera. Ternyata itu sudah pernah dibahas dan kesimpulannya tampaknya adalah bahwa pengertian “ons” yang dipakai adalah yang menurut sistem Belanda yaitu setara dengan 100 gram. Kesimpulan yang lain yang harus dicamkan adalah bahwa “jangan hanya menggunakan bahasa Inggris untuk menelusuri akar suatu kata. Ingat bahwa Indonesia pernah dijajah Belanda hingga banyak kata-kata Indonesia yang diserap dari Belanda.”

Masuk akal. Tapi, untuk kasus “ons”, kenapa ya kita bersikukuh mengikuti sistem Belanda, padahal Belandanya sendiri sudah meninggalkan sistem itu? Aneh.

2 tanggapan untuk “ons

  1. Saya setuju dengan tidak digunakanannya ons = 100 g, dan sebaiknya di sekolah-sekolah tidak perlu diajarkan ons sebagai urutan dalam tingkatan berat (mg, cg, dg, g, dag, ons, kg seharusnya mg, cg, dg, g, dag, hg, kg)

Tinggalkan komentar