Sinonim dan antonim

Tesaurus Bahasa IndonesiaKamus Tesaurus Bahasa Indonesia (TBI) karya Eko Endarmoko adalah salah satu rujukan wajib bagi penerjemah, penulis, dan para pencinta bahasa Indonesia. Karya yang memuat sinonim dari kurang lebih 16 ribu lema ini sangat membantu dalam memberi variasi pilihan kata yang dapat digunakan dalam percakapan atau tulisan.

Kini, empat tahun setelah terbitnya TBI pada tahun 2006, Mas Eko pun mulai menyiapkan edisi selanjutnya dari bukunya ini dengan dibantu oleh orang-orang yang memiliki hasrat dan kecintaan yang sama terhadap bahasa Indonesia. Ada banyak hal yang akan ditambahkan pada edisi revisi yang rencananya akan diterbitkan pada sekitar tahun 2013 ini. Salah satu hal terpenting yang akan ditambahkan—yang belum ada pada edisi TBI saat ini—adalah antonim.

Dalam rangka persiapan edisi baru TBI, Pak Stephanus Bala telah memberikan suatu catatan yang sangat berguna bagi tim penyusun TBI tentang konsep sinonim, relasi makna, antonim, dan kontras. Atas izin beliau, berikut saya terbitkan catatan tersebut agar masyarakat umum pun dapat lebih memahami konsep-konsep tersebut. Sebagai catatan, nomor halaman yang tertera pada catatan adalah nomor halaman pada TBI.

Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan arti secara struktural atau leksikal dalam berbagai urutan kata-kata sehingga memiliki daya tukar (substitusi).

  1. Sinonim mutlak: kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan apa pun tanpa mengubah makna struktural dan makna leksikal dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat. Contoh:
    • kosmetik = alat kecantikan (h.337)
    • laris = laku, larap (h.364)
    • leksikografi = perkamusan (h.371)
    • kucing = meong (h. 341)
  2. Sinonim semirip: kata-kata yang dapat bertukar tempat dalam konteks kebahasaan tertentu tanpa mengubah makna struktural dan leksikal dalam rangkaian kata/frasa/klausa/kalimat tersebut saja. Contoh:
    • melatis = menerobos  (h. 365)
    • lahiriah = jasmaniah (h.352)
  3. Sinonim  selingkung: kata-kata yang dapat saling mengganti dalam satu konteks kebahasaan tertentu saja secara struktural dan leksikal. Contoh:  lemah = lemas (h.372)

Relasi makna adalah kata-kata yang secara makna memiliki tautan, termasuk sinonim, antonim, homonim, dan hipernim, tetapi makna dasar kata-kata tersebut tidak dapat dipertukarkan secara sewenang-wenang mengingat adanya kemungkinan terjadinya perubahan makna, atau pergeseran makna. Contoh:

  • menguntit = mengikuti (h.345)
  • berjalan = beroperasi

Antonim adalah kata-kata yang memiliki pertalian makna bertentangan secara penuh atau secara sebagian dalam berbagai urutan kata.

  1. Antonim berpasangan: kata-kata yang secara makna jelas bertentangan karena didasarkan pada makna pasangannya sehingga tidak bisa dipertentangkan tanpa kehadiran makna pasangannya. Jika salah satu unsur dinegatifkan, tidak secara serta-merta memunculkan pasangannya. Contoh:
    • (ber)-dosa >< suci  (tidak (ber)-dosa ≠suci)
    • istri >< suami  (bukan istri ≠ suami)
    • pembeli >< penjual (bukan pembeli ≠ penjual)
  2. Antonim melengkapi: kata-kata yang secara makna bertentangan, tetapi kehadiran makna salah satu kata bersifat melengkapi kehadiran makna yang lain. Contoh:
    • pertanyaan >< jawaban
    • mencari >< menemukan
  3. Antonim berjenjang: kata-kata yang secara makna mengandung pertentangan, tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang/bertahap/bertingkat. Contoh:
    • dingin >< hangat >< panas
    • kaku >< lentur >< elastis
    • mahal >< wajar >< murah

Kontras adalah kata-kata yang mengandung seluruh atau sebagian makna yang bertentangan secara tajam dan jelas. Jika kata-kata semacam ini dinegatifkan, makna kata yang menjadi penentangnya akan serta-merta muncul. Contoh:

  • kaya >< melarat; kaya >< miskin. kaya mengandung makna yang bertentangan secara tajam terhadap melarat, tetapi merupakan antonim melengkapi terhadap miskin.
  • pintar >< tolol; pintar >< bodoh. pintar mengandung makna yang bertentangan secara tajam terhadap tolol, tetapi merupakan antonim melengkapi terhadap bodoh.
  • melarat – miskin atau tolol – bodoh merupakan sinonim semirip.

Kontras juga dapat dibentuk melalui afiksasi seperti, non-, a-, anti, awa-, nir-, tan-. Contoh:

  • komunis >< nonkomunis
  • susila >< asusila
  • mapanisme >< antimapanisme
  • berawak >< awaawak
  • laba >< nirlaba
  • baku >< tanbaku

Sudah terbayang oleh saya betapa kayanya TBI edisi baru ini. Tidak sabar rasanya menunggu tahun 2013.

37 tanggapan untuk “Sinonim dan antonim

    1. kata synonym dan antonym berasal dari kata apa ya??? apa dr B. ing asli atau dr bhs latin atau….???

  1. salam..
    waktu itu saya mau beli di gramedia, di katalog masih ada sisa satu tapi ternyata setelah di cari tidak ada..
    padahal perlu juga nih..

  2. sinonim dan antonim nampaknya mudah. namun jika kita di hadapkan pada soal yang se3perti ini , kita sangat mengalami kesulitan

  3. tambahin yang banyak lagi donk……..
    biar enak………
    kalo ditambahin lagi,gue bakal nyari situs ini………
    karena gue butuh kalimat yang banyak,gue jamin,pasti laku

    ini buat tugas kuliah gue…………
    thks :v

  4. Assalammualaikum wr wb
    alhamdulilah cukup, tpi kya nya ad yg kurang memang antonim dan sinonim sepertinya gampang tpi kita hrs teliti bila mengerjakan soal karna apabila kita tak teliti kita akan terjebak pd soal tuch sendiri
    walaikumsalam wr wb

Tinggalkan Balasan ke vanessa liliana margaretha sharon Batalkan balasan