Sudah lebih dari dua pekan saya berhasil mendisiplinkan diri untuk menulis tiap hari. Tidak suang, tetapi juga tidak muskil. Alhamdulillah, saya sudah berhasil menemukan pola menulis yang efektif. Saya membuat tulisan sambil membayangkan sedang bercerita kepada kerabat atau sahabat. Yang berbeda hanya keluarannya. Kalau berbicara keluarannya adalah lisan, keluaran menulis adalah tulisan. Duh, kalimat terakhir itu sebenarnya kurang efektif karena mengulang kata dasar yang sama: tulis. Biarlah.
Lima Aspek Wacana
Tujuan akhir memupuk keterampilan bahasa adalah agar dapat menyampaikan wacana dengan baik. Wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap yang diwujudkan dalam bentuk lisan (obrolan, pidato, presentasi, dll.) ataupun tulisan (pesan singkat, artikel, laporan, dll.). Suatu wacana memiliki suatu topik yang dibahas secara berkesinambungan, kohesif, dan koheren sepanjang tuturan atau tulisan wacana tersebut. Berdasarkan pengalaman saya mengajar keterampilan bahasa untuk berbagai jenis wacana, ada lima aspek yang perlu diperhatikan untuk dapat menyampaikan suatu wacana dengan baik, yaitu tujuan, bahan, sistematika, media, dan format.
Lanjutkan membaca “Lima Aspek Wacana”
Konteks Organisasi
Langkah pertama yang mesti dilakukan organisasi sebelum menerapkan sistem manajemen apa pun ialah memahami konteks organisasi. Pemahaman terhadap konteks membuat organisasi dapat lebih memahami kondisi mereka saat ini sebelum mulai melangkah. Hampir semua standar sistem manajemen ISO–seperti ISO 9001, ISO 14001, dan ISO 45001–mensyaratkan pemahaman terhadap konteks organisasi. Annex SL, standar yang mengatur isi dan susunan klausul ISO, menaruh konteks organisasi pada klausul 4. Ada empat hal yang perlu diperhatikan di dalam pemahaman konteks organisasi, yaitu isu, persyaratan, lingkup, dan sistem.
Lanjutkan membaca “Konteks Organisasi”
Milenial, Kata Tahun Ini 2019
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menetapkan kata “milenial” sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2019 melalui taklimat media (media briefing) pada 6 Januari 2020. Penetapan KTI itu merupakan yang pertama bagi Badan Bahasa. Sementara itu, dalam bahasa Inggris, Oxford University Press memilih “climate emergency” sebagai Word of the Year (WOTY) 2019, sedangkan Merriam-Webster menentukan “they” sebagai WOTY 2019. Sebagai tambahan, warganet Twitter negara +62 mendaulat “ambyar” sebagai #KataTerpopuler 2019.
Lanjutkan membaca “Milenial, Kata Tahun Ini 2019”
Manajemen Risiko dengan ISO 31000:2018
Bagian tersulit dalam penerapan manajemen risiko di Indonesia adalah mengubah budaya “bagaimana nanti” menjadi “nanti bagaimana”. Kita lebih terbiasa menangani masalah ketika terjadi ketimbang mengurangi kemungkinan risiko atau bersiap menghadapi dampaknya. Padahal, mencegah lebih baik daripada mengobati. Ketika kita ingin menggapai suatu tujuan, kita perlu melakukan hal-hal guna menjamin pencapaian tujuan tersebut. Itulah esensi dari manajemen risiko, yaitu bagaimana mengelola ketidakpastian di dalam pencapaian sasaran.
Lanjutkan membaca “Manajemen Risiko dengan ISO 31000:2018”
Keterampilan Bahasa Praktis di Dunia Kerja
Tanpa keterampilan bahasa, si Pintar tampak dungu. Sebaliknya, si Dungu tampak pintar dengan bermodal lidah yang fasih atau pena yang tajam. Ketika memasuki dunia kerja, seseorang harus dapat mengungkapkan gagasannya dengan efektif. Dari empat keterampilan bahasa dasar (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), ada empat keterampilan bahasa praktis yang perlu dikuasai oleh seorang pekerja profesional, yakni membuat surat, menyusun laporan, menyajikan presentasi, dan melaksanakan rapat.
Lanjutkan membaca “Keterampilan Bahasa Praktis di Dunia Kerja”
Audit Sistem Manajemen dengan ISO 19011:2018
Audit adalah proses sistematis, independen, dan terdokumentasi untuk mendapatkan bukti objektif dan mengevaluasi bukti tersebut secara objektif guna menentukan tingkat pemenuhan kriteria audit (ISO 19011:2018). Audit merupakan proses terakhir dari empat proses generik di dalam kelompok proses tata kelola–setelah manajemen strategi, sistem, dan kepatuhan. Kata “audit” berasal dari kata bahasa Latin “auditus” yang berarti ‘mendengar’ dan mulai dipakai untuk arti ‘pemeriksaan resmi terhadap sesuatu’ dalam bahasa Inggris pada sekitar awal abad XV.
Lanjutkan membaca “Audit Sistem Manajemen dengan ISO 19011:2018”
LinguaBahasa dan Kapitulis
Tahun 2019 adalah tahun rintisan (startup) bagi saya. Pada awal 2019, saya meneroka LinguaBahasa karena gemas melihat rendahnya keterampilan bahasa para pekerja profesional. Setelah selama ini menyebarkan pengetahuan kebahasaan melalui media sosial, saya pikir saya perlu suatu sarana yang lebih formal dalam bentuk pelatihan. Pelatihan keterampilan bahasa itulah layanan utama yang diberikan oleh LinguaBahasa. Tidak dinyana, pada pertengahan 2019, saya diajak bergabung dengan Kapitulis oleh Zarry Hendrik, Deva Mahenra, Kodratul Safti, dan Al Muhtadi. Kapitulis menyediakan layanan pembuatan konten kreatif digital. Pucuk dicinta ulam tiba. Lanjutkan membaca “LinguaBahasa dan Kapitulis”
Kata Pemerinci
“Pertemuan itu diikuti empat negara, antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei.” Tampaknya tidak ada yang salah dengan kalimat itu. Padahal, penggunaan kata antara lain di sana keliru. Kata yang mestinya dipakai ialah yaitu karena kalimat itu memberikan daftar lengkap. Tulisan ini mendedahkan perbedaan penggunaan kata pemerinci (seperti antara lain dan yaitu) dari beberapa aspek.
Lanjutkan membaca “Kata Pemerinci”
Manajemen Mutu dengan ISO 9001:2015
Mutu dan kualitas memiliki arti yang sama, yaitu ‘baik buruknya sesuatu’. “Mutu” berasal dari bahasa Tamil, sedangkan “kualitas” dari bahasa Latin. Mutu membedakan produk yang satu dengan yang lain. Pelanggan memilih produk berdasarkan penilaian mereka terhadap mutu produk tersebut, yang tolok ukurnya bisa berbeda antarpelanggan. Produk motor, misalnya. Ada yang memilih motor berdasarkan harga, kinerja, tampilan, ataupun gengsi. Pemilihan berdasarkan mutu ini juga dilakukan pelanggan terhadap layanan, misalnya layanan transportasi daring.