Pada hari Selasa, 19 Juni 2012 yang lalu, saya berhasil melewati sidang karya akhir pascasarjana di Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia (MTI UI). Meskipun ada beberapa perbaikan yang perlu dilakukan, dewan penguji yang terdiri dari Riri Satria (pembimbing), Yudho Giri Sucahyo, dan Budi Yuwono menerima tesis saya yang berjudul “Strategi Peningkatan Kualitas Ilmiah Wikipedia Bahasa Indonesia“. Alhamdulillah.
Sejak semester II dua tahun yang lalu, saya sudah berniat menjadikan keandalan Wikipedia sebagai topik karya akhir saya. Sebagai wikipediawan, saya resah melihat penolakan akademisi untuk menjadikan Wikipedia sebagai sumber rujukan. Padahal, saya sendiri hampir selalu menggunakan Wikipedia sebagai gerbang utama pembelajaran mengenai suatu topik. Saya yakin banyak orang lain yang melakukan hal yang sama.
Oke, saya mengakui bahwa prinsip “dapat disunting oleh siapa pun” yang dianut oleh Wikipedia memang bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi prinsip ini mengusung semangat gotong royong dan memudahkan orang untuk berkolaborasi menyusun pengetahuan, tetapi di sisi lain prinsip ini memang membuat Wikipedia rentan terhadap perusakan atau vandalisme oleh tangan-tangan usil. Yang saya rasa tidak banyak diketahui orang adalah kami memiliki berbagai mekanisme untuk menangani hal tersebut. Sama seperti mekanisme antibodi manusia dalam menghalau serangan benda asing.
Ah, kenapa malah jadi curhat?
Tesis ini tidak akan terwujud tanpa dorongan dan bimbingan dari Pak Riri Satria dan Mas Henry Christianto. Satu hal tersulit yang saya pelajari dari mereka adalah pola berpikir dan menulis secara ilmiah. Walaupun cukup terbiasa menulis blog dan Wikipedia, ternyata keterampilan menulis ilmiah saya masih sangat rendah. Ibarat belajar naik sepeda, keterampilan baru ini sulit dipelajari, tetapi mengasyikkan begitu sudah terbiasa.
Selain Pak Riri dan Mas Henry, saya banyak sekali berutang terima kasih kepada berbagai pihak: para wikipediawan aktif dan akademisi yang telah bersedia menjadi narasumber, para kolega di APB Indonesia yang telah memaklumi hilangnya perhatian saya kepada pekerjaan, serta, terutama, keluarga saya yang telah memberikan dukungan moral yang luar biasa. Teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu pun membuat saya terharu dengan perhatian dan dukungan yang mereka berikan.
Tulisan ini seharusnya saya masukkan dalam tesis saya sebagai prakata (preface). Namun, panduan penulisan karya akhir MTI UI hanya memberikan ruang untuk kata pengantar (foreword), istilah untuk pengantar yang ditulis oleh orang lain. Jadilah saya tidak punya ruang untuk menuliskan pengantar dari saya.
Tak apalah. Sudah lama juga blog ini terbengkalai tanpa tambahan tulisan baru.
jadi tahu beda prakata dengan kata pengantar. ;D
Selamat atas keberhasilannya, Bung Ivan. Penasaran pengen baca full version-nya.
Selamat ya pak ivan.. saya jadi ingin mengikuti jejak bapak berbahasa indonesia yang baik dan benar.. 🙂
weh, selamat, mas 😀
omong-omong, soal kata pengantar dan prakata itu, sekadar mau menegaskan: kalau kata pengantar harus ditulis oleh orang lain, ya?
terima kasih
Dalam bahasa Inggris, jelas sekali perbedaan antara “preface” dan “foreword”. “Preface” adalah penjelasan penulis mengenai isi bukunya, sementara “foreword” adalah tulisan orang lain tentang isi buku tersebut. Dalam penerbitan buku, “foreword” bisa berisi sambutan atau dukungan bagi si penulis buku. Tidak jarang pula dipilih tokoh terpandang atau terkenal dalam bidang bahasan buku tersebut untuk menuliskan “foreword” sehingga bisa dijadikan bahan iklan.
Di Indonesia, padanan “preface” (prakata) dan “foreword” (pengantar) masih digunakan secara tidak taat asas. Ada penerbit yang menggunakan “pengantar” untuk padanan “preface”. Mudah-mudahan secara berangsur-angsur penerbit Indonesia menggunakan padanan kedua istilah ini secara taat asas.
Terima kasih, Ibu Sofia, penjelasannya membuat gamblang 😀
Alhamdulillah, akhirnya selesai juga magister-nya. 🙂
Selamat, Mas Ivan. Jadi ingin baca karya akhirnya.
Terima kasih atas ucapan selamat teman-teman. Mudah-mudahan minggu depan, segera setelah perbaikannya disetujui pembimbing, versi lengkap tesis dapat saya terbitkan.
Selanjutnya konsentrasi untuk mengincar S3 ya Van… cemunguudzs! 🙂
Siap, Nifi. Terima kasih pula sudah menjawab pertanyaan unclegoop. Cemungudh! 😀
Selamat mas!
Curhatnya kok sama ya
1. Keprihatinan atas pelarangan digunakannya wikipedia sebagai sumber rujukan.
2. Penulisan ilmiah (khususnya Indonesia) yang menghilangkan subyek dalam kalimat. Semua minta dipasifkan. Saya memprotes aturan ini dengan menunjukkan tesis dan disertasi dari luar negeri yang memungkinkan penulis untuk curhat di kata pengantar *eh maksudnya penulis bisa bangga dan mengakui bahwa kalimat-kalimat yang dituliskannya adalah kalimatnya dia sebagai subyek. Penghilangan subyek ini implikasinya luas sekali secara psikologis. Paling tidak, hilangnya rasa bertanggung jawab. Lebih lanjut diuraikan panjang lebar oleh seorang teman di http://ardinov.com/?p=33
Selamat Mas Ivan!