Singkatan FAQ (frequently asked question[s]) digunakan pertama kali oleh Eugene Miya dari NASA untuk milis SPACE pada tahun 1983. Pada awalnya, FAQ digunakan untuk merujuk kepada kiriman berkala yang berisi pertanyaan (dan jawabannya) yang sering diajukan oleh para anggota milis, dengan tujuan utama untuk mencegah diajukannya pertanyaan serupa. Tradisi ini pun menyebar ke berbagai ranah dan format karena (barangkali) dianggap cukup efektif untuk memberi informasi kepada para anggota atau pengguna baru.
Masalah pengulangan pertanyaan juga saya temui pada berbagai komunitas maya yang saya ikuti. Untunglah beberapa komunitas, seperti Wikipedia Indonesia dan milis Bahtera, sudah mencoba mengikuti tradisi penulisan FAQ. Faedah FAQ ini sangat saya rasakan karena, meskipun ulangan pertanyaan tidak dapat dicegah, para penanya dapat dengan mudah diberikan tautan rujukan laman FAQ yang terkait, alih-alih harus dijawab dengan panjang lebar. FAQ ini pun berguna sebagai sarana agregasi pendapat dalam komunitas — unsur terpenting dalam penerapan konsep kearifan khalayak (Surowiecki, The Wisdom of Crowds, 2004).
Sewaktu mengoprek cPanel di server baru saya di hostgator pada hari Kamis lalu, saya menemukan program phpMyFAQ dalam daftar aplikasi yang didukung oleh QuickInstall mereka. Mumpung gratis, saya unduh saja program ini, lalu saya pasang di komputer saya. Eh, bagus juga ternyata! Tebersit gagasan dalam benak saya untuk menggunakan aplikasi ini secara langsung dalam lingkungan produksi; tidak semata untuk coba-coba saja. Saya jadi ingat bahwa saya pernah bercita-cita untuk mendokumentasikan jawaban yang pernah saya berikan untuk pertanyaan-pertanyaan seputar kebahasaan yang saya terima melalui Twitter. Mengapa tidak saya gunakan saja phpMyFAQ untuk menyimpan tanya jawab seputar bahasa Indonesia?
Nah, masalahnya, saya belum menemukan padanan bahasa Indonesia yang cukup setara untuk FAQ. Istilah yang paling banyak saya lihat dipakai sebagai padanan FAQ adalah ‘tanya jawab’. Menurut saya, padanan ini tidak setara karena FAQ adalah singkatan sehingga padanannya pun harus berupa singkatan atau akronim juga. Singkatan FAQ ini keren karena pelafalannya mirip dengan ‘fact’ (fakta). Kalau dipakai dalam bentuk ‘check the FAQ’ (periksa FAQ), pelafalannya mirip sekali dengan ‘check the fact’ (periksa fakta). Saya bentuk saja akronim ‘tanja’ dari ‘tanya jawab’. Alasan saya sederhana: Kata ‘tanja’ belum ada dalam kamus bahasa Indonesia dan sama dengan penulisan kata ‘tanya’ menurut Ejaan Soewandi (‘y’ ditulis ‘j’). Komentar Nifi bahwa kata ini dapat dikaitkan dengan ‘tinja’ memang betul, tetapi ‘FAQ’ pun dapat saja diasosiasikan dengan ‘fuck’, kan?
Terlepas dari apakah istilah ‘tanja’ yang saya ajukan untuk FAQ ini akan berterima atau tidak, saya siapkan situs tanja.portalbahasa.com dan daftarkan akun Twitter @tanjabahasa. Masukan dari dua penasihat spiritual, @ephi dan @wahyuginting, pun saya coba untuk terapkan sebelum situs ini diumumkan secara resmi melalui Twitter pada Minggu pagi.
Bahasa adalah sistem dan sistem pasti berpola, meskipun mungkin ada pengecualian. Kitalah yang belum terbiasa memolakan sistem bahasa kita. Semoga situs ini dapat berkembang, merekam berbagai pola bahasa kita, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan para penutur bahasa Indonesia. Semakin ajeknya sistem bahasa kita dan semakin pahamnya para penutur terhadap kaidah kebahasaan mudah-mudahan akan mengikis sifat-sifat negatif dalam berbahasa Indonesia. Kita pun bisa mantap untuk bangga berbahasa Indonesia, seperti dicontohkan oleh anutan kita.
Bismillah. Mari kita mulai.
Jika merujuk penggunaan FAQ sebagai singkatan dari kata (frequently asked question[s]), maka seharusnya singkatan itu bukan jadi singkatan semacam TANJA bukan? Aku tak tahu istilahnya, tapi ada kata yang disingkat dengan memenggal beberapa huruf, dan ada kata yang disingkat dengan mengambil huruf awal saja. FAQ adalah contoh penyingkatan dengan mengambil huruf awal dari 3 kata di dalamnya. Mungkin padanan yang cocok semisal TDJ = Tanya Dan Jawab. Tapi ini pun sebenarnya lebih cocok jadi padanan Q&A: Questions and Answers. Kecuali penyingkatan dari kata TANJA itu memang untuk bertujuan praktis dan efisien saja. Namun ini seperti membentuk kata baru, sementara tujuan awalnya cuma untuk mencari padanan dari penyingkatan yang digunakan dalam istilah asing saja. 😕
Iya, Bang Alex. Singkatan TDJ atau TJU (tanya jawab umum) sebenarnya cukup. Akronim (itu istilahnya untuk pengambilan beberapa huruf) TANJA memang kubuat dengan sewenang-wenang atas semangat ciptawi. Semoga tidak banyak yang pakai, hehe.
Hehehe… Kalau mau dijadikan kata baru juga tidak jadi masalah. Ini kan seperti aku main kerat kata soundtrack jadi sontrek saja, sepanjang efisien dan bisa dimengerti sudah cukup itu.
Jangan TDJ, nanti bias dengan nama orang, Titi DJ, sebab dulu sudah ada istilah STDJ: suami titi dj. 🙂
😆
Benar juga itu
Kalau salah satu dosen saya (pak ibam) menyebut FAQ dengan TILIL (Tanya Itu Lagi Itu Lagi) lebih enak didengar daripada tanja :P.
Coba lihat link ini http://rahmatm.samik-ibrahim.vlsm.org/2011/04/ubuntu-1104-dan-fking-unity.html dan https://kode.poss.or.id/projects/kuliah-sysprog/wiki/Petunjuk_Perkuliahan .