Pada hari Kamis, 20 Mei 2010 yang lalu, saya mendapat kehormatan dari @pungkas (Pungkas Riandika), sang penggagas acara #twitalk, untuk menjadi narasumber pada acara keempatnya. #twitalk adalah
… program wawancara seorang tokoh via Twitter. Obrolan ringan dan ceria bersama narasumber yang mampu membuka wawasan baru.
Program twawancara (twa·wan·ca·ra k.b. wawancara melalui Twitter) ini dilaksanakan setiap hari Kamis malam pukul 21.00 (atau berdasarkan kesepakatan) dan diresmikan namanya pada tanggal 23 April 2010. Acara pertama twawancara diadakan pada 29 Mei 2010 dengan narasumber pertama @triawan (Triawan Munaf). Setelah itu, @pungkas berturut-turut mewawancarai @sittakarina (Sitta Karina) pada 6 Mei 2010, dan @danrem (Daniel Rembeth) pada 13 Mei 2010.
Mekanisme twawancara yang dilakukan pada program #twitalk cukup sederhana.
- @pungkas mengirim twit berupa pertanyaan–bisa dibuatnya sendiri atau diambil dari usul para pengguna lain–kepada narasumber.
- Narasumber menjawab dengan cara membalas (reply) twit tersebut, bukan retwit atau RT. Jika diperlukan, jawaban boleh diberikan lebih dari satu twit.
- @pungkas mengajukan pertanyaan baru dengan membalas jawaban narasumber dan kembali lagi ke nomor 1 di atas. Demikian seterusnya sampai 5 pertanyaan diajukan dan dibalas.
Tidak ada tenggat waktu bagi narasumber untuk menjawab pertanyaan. Setiap twit, baik pertanyaan maupun jawaban, harus diberi tagar (tanda pagar, hashtag) #twitalk agar mudah dilacak. Narasumber hanya perlu menjawab pertanyaan dari @pungkas. Pertanyaan langsung dari pengguna lain yang tidak disalurkan oleh @pungkas tidak harus dibalas, meskipun tentu saja ini tidak dilarang dan bahkan malah dianjurkan. Kalau mau diringkas dalam satu twit, bunyi skenarionya adalah
(1) pertanyaan hanya dr @pungkas; (2) reply; bukan RT; (3) boleh > 1 twit; (4) tanpa tenggat; (5) beri tagar #twitalk.
Berikut rangkaian twawancara saya di #twitalk minggu lalu.
#TWITALK [1] hasil Ujian Akhir Nasional justru banyak yg drop di Bahasa Indonesia, bukan krn mreka blum baca blog @ivanlanin khan? Kok bisa? — 9:42 PM May 20th
@pungkas Hasil UN banyak yg hancur: (1) orang di sekitarnya tdk berbhs Indonesia dgn baik (2) cara pengajaran kurang menarik #twitalk — 9:44 PM May 20th
oleh @snydez #TWITALK [2] @ivanlanin, mengapa bahasa Indonesia harus dibakukan? Padahal orang banyak lebih ngerti yg ga baku. — 9:49 PM May 20th
@pungkas Perlu bhs Indonesia baku: Agar komunikasi antara orang dr berbagai dialek/ragam daerah bisa terjalin #twitalk — 9:51 PM May 20th
oleh @Farhanaeldini #TWITALK [3] dlm bhs Indonesia, ada berapa jenis bahasa percakapan yang dikuasai @ivanlanin & sebutkan. e.g bahasa alay — 9:54 PM May 20th
@pungkas Ragam bhs yg dikuasai: formal, percakapan, intim. Dialek yg dikuasai: Sunda, Betawi, Minang, Jawa#twitalk — 9:56 PM May 20th
oleh @mizmyth #TWITALK [4] @ivanlanin, akankah bangsa Indonesia punya fanatisme pada bahasanya sendiri seperti negara Prancis atau Jepang? — 10:00 PM May 20th
@pungkas Akankah ada fanatisme thdp bhs Indonesia? Ya. Dimulai dari bangga berbahasa Indonesia dulu #twitalk — 10:03 PM May 20th
oleh @outstandjing #TWITALK [5] Apa umpatan favorit @ivanlanin? — 10:04 PM May 20th
@pungkas Umpatan favorit: Dem! #twitalk — 10:06 PM May 20th
#TWITALK [6] Wikipediawan, Anda penuh dengan DEFINISI. Bagaimana @ivanlanin mendefinisikan fenomena#diansastro? — 10:08 PM May 20th
@pungkas Fenomena #diansastroadalah bukti bahwa segala sesuatu yg dilakukan pesohor tampak menarik. Meskipun sbnrnya biasa saja #twitalk — 10:11 PM May 20th
Selain jawaban dari pertanyaan @pungkas, saya juga sempat menjawab beberapa pertanyaan lain yang jawabannya saya daftarkan di bawah ini agar terdokumentasi.
- @Outstandjing Hal penting yg blm sempat ditulis di WBI: Banyak. Artikelnya br 100rb-an. Jauh dibandingkan bhs Inggris cc: @pungkas #twitalk — 10:17 PM May 20th
- @Outstandjing Apa konsep kita sdh cukup terbahasakan: Bhs daerah banyak melakukan itu. Lebih baik kita serap dr sana cc: @pungkas #twitalk — 10:18 PM May 20th
- @greatAni Sastrawan idola: Remy Silado. Um, tepatnya budayawan kali ya cc: @pungkas #twitalk — 10:19 PM May 20th
- @adisunata Yg lebih berpengaruh besar: Pejabat/pemerintah krn mereka berbahasa formal cc: @pungkas #twitalk — 10:20 PM May 20th
- @sherlomes Bahasa alay secara linguistik termasuk slang atau argot http://bit.ly/9zVazN cc: @pungkas #twitalk — 10:21 PM May 20th
- @bramadanuwinata @MizMyth Pemasaran musik lewat media sosial: Cara kreatif utk menemukan kanal pemasaran baru cc: @pungkas #twitalk #obsat — 10:22 PM May 20th
- @mbokdhee Kesalahan penerjemahan yg banyak ditemukan: Pengaruh bhs asing. Detailnya: http://bit.ly/cHG4k5 cc: @pungkas #twitalk — 10:24 PM May 20th
- @bramadanuwinata Kenapa gak suka bahasa elo-gue? Suka, tapi tergantung konteks dan lawan bicara cc: @pungkas #twitalk — 10:25 PM May 20th
- @Outstandjing Lanin nama kakekku: Lanin Sutan Saidi (Sumbar). Ivan nama pemberian ayah. Belum pernah dapat masalah cc: @pungkas #twitalk — 10:26 PM May 20th
- @Outstandjing Ngobrol dgnku hrs dgn bhs baku: DEM! YA NGGAK LAH! *LOL* @pungkas #twitalk — 10:27 PM May 20th
- @Outstandjing Kata bhs Indonesia yg paling disuka saat ini: penyintas http://bit.ly/caHZbL cc: @pungkas #twitalk — 10:28 PM May 20th
- @ninaniena Apa bhs alay cukup mengganggu? Utk yg tidak mengerti, ya. Sbnrnya itu fenomena biasa yg akan berulang cc: @pungkas #twitalk — 10:30 PM May 20th
- @pungkas @sheque Hehe, maaf lupa balas. Mau re: QBB4 #twitalk — 10:36 AM May 21st
Kreatif dan seru. Itu kesan saya terhadap program ini. Semoga dapat terus berkembang di masa datang.
Dengar-dengar, narasumber tayang bincang (talkshow) daring #twitalk hari Kamis (27/5) ini adalah @ReneCC(Rene Suhardono). Ayo, ikuti @pungkas, @ReneCC, dan #twitalk agar tidak ketinggalan keceriaan program ini!
aq baru tau ada metoda wawancara seperti ini.sangat kreatif ya. 🙂
menarik juga metode wawancara melalui twitter…
Waw saya baru liat