Teknologi informasi (TI) adalah bidang yang banyak menggunakan istilah-istilah dalam bentuk singkatan atau akronim. Mungkin karena banyak terminologi dalam TI yang tidak bisa digambarkan dengan jelas jika hanya dengan satu atau dua kata. Sementara dalam praktiknya cukup merepotkan jika harus ditulis lengkap sehingga perlu disingkat.
Sambil lalu, meskipun mirip, ada perbedaan antara singkatan dan akronim. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Sedangkan akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, aturan penulisan keduanya pun berbeda.
Biasanya singkatan atau akronim teknologi informasi dalam bahasa asing jarang perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Cukup dituliskan singkatan, kepanjangan dalam bahasa Inggris, dan terjemahan atau paling tidak definisinya dalam bahasa Indonesianya. Contohnya: “DNS (domain name system, sistem nama domain) adalah …”
Meskipun demikian, seiring dengan semakin populernya suatu istilah, biasanya tuntutan untuk mencari padanan singkatan dalam bahasa Indonesia pun semakin tinggi. Contohnya terjadi pada ICT (information and communication technology) yang mulai lazim dipadankan dengan TIK (teknologi informasi dan komunikasi), serta MIS (management information system) yang juga semakin sering dipadankan dengan SIM (sistem informasi manajemen).
YALIYAD (yang Anda lihat, itulah yang Anda dapat) adalah suatu singkatan yang diusulkan oleh Wewen Zeinisa melalui milis penerjemah Bahtera sebagai padanan singkatan WYSIWYG (what you see is what you get). Seperti halnya pemadanan istilah lain ke dalam bahasa Indonesia, usulan ini pasti mengundang perdebatan. Terlepas dari setuju atau tidak, mari coba kita simak dulu makna dan etimologi singkatan ini.
WYSIWYG (secara harfiah dibaca waisiwaig) dalam teknologi informasi digunakan untuk merujuk pada sistem yang menampilkan isi (konten) sewaktu penyuntingan dengan sangat mirip dengan keluaran atau hasil akhirnya yang dapat berupa dokumen cetak, laman situs, atau bahan presentasi.
Istilah ini pertama kali diterapkan dalam teknologi informasi oleh para rekayasawan di Xerox PARC (Palo Alto Research Center, Inc.) untuk merujuk pada program pembuat dokumen, Bravo, yang berjalan pada komputer Xerox Alto di awal dasawarsa 1970-an. Mereka sendiri sebenarnya mengambil istilah what you see is what you get ini dari frasa pikat (catch phrase) populer ciptaan Flip Wilson, komedian Amerika Serikat pada era 1960-an dan 1970-an.
Mengapa YALIYAD? Istilah ini mudah diucapkan oleh lidah orang Indonesia, kepanjangannya cukup mencerminkan sistem yang dimaksud, serta seolah-olah mewakili klausa ya, lihat (saja sendiri).
Tentu saja, istilah WYSIWYG tetap saja masih bisa Anda gunakan, seperti halnya istilah ICT dan MIS juga masih banyak digunakan sampai sekarang.
Dimuat di detikinet, 4 Des 2009. Sumber ilustrasi: Wikimedia Commons.
baru tau aq ada istilah YALIYAD.hehe…tapi seh lebih mudah utk mengerti menggunakan istilah asing karna emang bahasa indonesia ga begitu banyak vocabulary nya.
Yalidad cukup mudah dilafalkan. Jujur aja meski bisa ngomong Inggris agak belibet juga mengucapkan WYSIWYG.
makasih ya 🙂
Buat nambahin info, orang Australia mengeja WYSIWYG itu sebagai wee-see-wig, jadi kalau dilidah-indonesia-kan menjadi WISIWIK, rasanya gampang juga kan disebutnya.